Custom Search

2009, BRI Tetap Fokus Kredit UKM

. Jumat, 08 Mei 2009
0 komentar

INILAH.COM, Jakarta - Pada 2009, Bank Rakyat Indonesia (BRI) akan tetap fokus pada kredit UKM. Sebab sektor ini paling tahan krisis dengan NPL sangat rendah.

Hal tersebut diungkapkan Direktur Keuangan BRI, Abdul Salam di Gedung Depag, usai MoU Pengelolaan Pembayaran Gaji Pegawai, Rabu (31/12). "Kita akan tetap fokus ke kredit UKM minimal 80%. Tahun ini kredit UKM mencapai 82%," katanya.

Untuk kredit 2008 ini, per September sudah mencapai Rp 151 triliun. Sementara untuk September 2007 ke September 2008 pertumbuhan kredit sebesar 40%. Jadi untuk antisipasi krisis maka BRI memberi kredit ke UKM dengan produk untuk pasar lokal.

Untuk NPL dari kredit UKM hanya 2,9% dengan net 0,8%. Untuk sektor korporasi NPL menunjukan tren menurun sekitar 3,5%.

"Kita harap semester I tidak terlalu lamban, dan mulai semester II bergerak. Kalau window-nya sudah terbuka kan, ekonomi akan jalan," tegasnya. [cms]

Original Post

BNI Naikkan Porsi Kredit UKM

.
0 komentar

Jakarta - PT Bank BNI Tbk akan memperbesar porsi kredit UKM dan konsumsi menjadi 60 %. Tahun 2009 ini perseroan menargetkan pertumbuhan kredit konsumsi tumbuh sekitar 17-18%.

Direktur Konsumer BNI, Darwin Suzandi mengatakan pada tahun 2008 total outstanding kredit BNI mencapai sekitar Rp 111 triliun, sebanyak 20 persen disalurkan kepada UKM dan konsumsi, sedangkan selebihnya kredit korporasi.

"Dengan demikian komposisi antara kredit UKM dan konsumsi dengan kredit korporasi nantinya 60:40," katanya di Jakarta, Kamis (19/2).

Darwin menjelaskan, perubahan komposisi tersebut untuk keseimbangan penyaluran kredit yang ada. Berdasarkan pengalaman selama ini sektor UKM dan konsumsi memiliki struktur yang kuat. Tahun 2009 merupakan situasi yang sulit seiring dari prediksi analis bahwa dampak keuangan global mulai mengimbas daya beli masyarakat.

Karena itu perseroan menargetkan pertumbuhan kredit konsumsi pada tahun 2009 hanya tumbuh sekitar 17-18 persen, lebih kecil dibanding pertumbuhan kredit konsumsi tahun 2008 sekitar 30 persen.

"Ini menjadi dasar perusahaan lebih hati-hati menyalurkan kredit konsumsi. Namun kami perkirakan kredit sektor perumahan masih tumbuh positif, tetapi di luar itu (otomotif dan kendaraan bermotor) diproyeksikan negatif," paparnya.

Menurut dia BNI saat ini mematok suku bunga kredit konsumsi antara 14-15 persen yang penurunannya disesuaikan sejak Januari menyusul pemotongan suku bunga Bank Indonesia (BI Rate). Sejumlah analisis bahwa sektor kredit konsumsi seperti perumahan, kartu kredit, otomotif, dan apartemen diprediksi menurun pada 2009 seiring krisis keuangan.

Dicontohkan, dalam situasi harga komoditas perkebunan menurun maka akan mempengaruhi kredit kendaraan di suatu wilayah perkebunan.

"Tetapi BNI tetap akan ekspansi di konsumer, namun lebih hati-hati memilih sektor-sektor mana yang memang sensitif dan disesuaikan dengan industri," katanya sambil menambahkan pihaknya sedang mengkaji menurunkan suku bunga kredit sekitar 0,5 hingga 1 %.

Original Post